Mengenal minyak atsiri
A.
Pengertian
minyak atsiri
Minyak atsiri adalah minyak yang mudah menguap yang terdiri
atas campuran zat yang mudah menguap dengan komposisi dan titik didih yang
berbeda. Sebagian besar minyak atsiri diperoleh dengan cara penyulingan atau
hidrodestilasi. Dewasa ini, minyak atsiri banyak digunakan dalam berbagai
industri, seperti industri parfum, kosmetik, essence, farmasi dan juga pangan. Biasanya, minyak atsiri yang berasal dari rempah digunakan sebagai flavoring
agent dalam bidang pangan.
B. Cara produksi minyak atsiri
B. Cara produksi minyak atsiri
Ada berbagai macam cara yang dapat digunakan dalam
memproduksi minyak atsiri, di antaranya adalah distillation, expression,
enfleurage, maceration, and solvent extraction. Penjelasan lebih lanjut ada
pada bagian berikut ini.
Expression
Metode
ini cukup sederhana. Prinsipnya yaitu dengan menekan bahan sehingga minyak
atsiri yang terkandung akan keluar. Metode ini dapat digunakan dalam produksi
minyak atsiri dari kulit jeruk, seperti Orange, Lemon, Mandarin, Bergamot, and Lime.
Carbon Dioxide
Extraction
Pada tekanan tinggi, gas CO2 akan
berubah ke dalam fase cair yang memiliki sifat sebagai pelarut yang aman dan
inert. Pelarut ini dapat digunakan untuk mendapatkan minyak atsiri di dalam
suatu bahan. Keuntungan yang didaptakan dari metode ini adalah tidak adanya
residu zat pelarut setelah CO2 dalam fase cair diubah kembali ke
dalam fase gas dengan mengkondisikannya pada tekanan dan suhu yang normal.
Distillation
Metode ini merupakan metode yang
paling banyak digunakan dalam mendapatkan atsiri dari bunga, biji, batang, dan
akar suatu tanaman. Prinsip dari metode ini adalah dengan menguapkan zat
volatil pada bahan. Penguapan dapat dilakukan dengan menempatkan bahan pada air
yang mendidih ataupun dengan mengalirkan uap. Zat volatil yang ada pada bahan
akan menguap bersama dengan uap air. Uap air yang mengandung zat volatil
kemudian dikondensasikan di kondensor. Di bagian kondensor inilah terjadi
perubahan fase, dari fase uap, menjadi fase cair yang kemudian akan menetes dan
ditampung di dalam suatu wadah yang telah disediakan. Minyak atsiri biasanya
memiliki berat jenis yang lebih rendah dari pada air sehingga dapat memisah
dengan sendirinya.
Skema proses penyulingan
Enfleurage
Metode
memerlukan fixed oil yang berasal dari minyak sayuran, lemak hewan, atau lemak
babi. Fixed oil tersebut dilumurkan ke bagian dalam suatu wadah gelas kemudian
bahan yang mengandung minyak atsiri dimasukkan ke dalamnya dan ditutup. Wadah
gelas yang berisi bahan tersebut kemudian dijemur hingga fixed oilnya jenuh
dengan minyak atsiri yang menguap dari bahan. Fixed oil yang jenuh dengan
minyak atsiri ytersebut kemudian dilarutkan ke dalam alkohol yang kemudian
dievaporasi sehingga didapatkan minyak atsiri. Metode ini hanya digunakan untuk
bahan-bahan tertentu dan harga jualnya pun mahal. Bahan yang biasa diekstrak
adalah Rose, Jasmine, Neroli, and Violet.
Maceration
Metode
ini mirip dengan enfleurage. Perbedaannya hanya pada pemanasan fixed oil untuk mempercepat penguapan zat volatil.
Solvent
extraction
Metode ini merupakan salah satu metode yang biasa digunakan dalam
mendapatkan minyak atsiri bunga-bunga denga aroma yang lembut. Metode ini
menggunakan volatile solvent, misalnya
petroleum ether. Prinsip dari metode ini adalah dengan mengikat zat volatil dari bahan yang mengandung minyak
atsiri. Alkohol dapat digunakan untuk mengekstrak minyak atsiri.
Florasols/Phytols
Metode ini
tergolong baru dengan menggunakan Florasol (R134a) sebagai gas pelarut yang aman. Metode ini bisa
diaplikasikan di berbagai bidang, seperti food, pharmaceutical, aromatherapy,
dan perfume industries. Ekstraksi ini berlangsung pada suhu ruang
sehingga berbagai macam degradasi yang diakibatkan oleh tingginya suhu dapat diatasi.
C.
Komponen
utama penyusun beberapa minyak atsiri
Setiap minyak atsiri memiliki komponen penyusun utama yang
membedakan dengan minyak atsiri lainnya. Keberadaan komponen tersebut akan
menjadi parameter utama dalam menentukan mutu suatu minyak atsiri. Usaha peningkatan mutu minyak perlu dilakukan karena ekspor minyak atsiri di samping ditentukan oleh volume permintaan juga ditentukan oleh mutu minyak
atsiri. Mutu minyak atsiri ditentukan oleh karakteristik alamiah dari minyak
tersebut dan bahan-bahan asing yang tercampur di dalamnya. Mengingat pentingnya peningkatan mutu dalam dunia perdagangan minyak
atsiri, perlu adanya pengembangan dalam aplikasi teknologi pemurnian minyak atsiri
jahe dapat diterima di pasar dunia.
Berikut ini adalah beberapa contoh minyak atsiri dengan
komponen utama penyusunnya yang dapat mempengaruhi mutu.
Tabel 1. Minyak atsiri dan komponen utama penyusunnya
No.
|
Nama
bahan
|
Komponen
utama
|
No.
|
Nama
bahan
|
Komponen
utama
|
1
|
Nilam
|
pathcouly alcohol
|
10
|
Jeruk purut
|
Citronellal dan sitral
|
2
|
Akar wangi
|
Vetiverol
|
11
|
Sereh dapur
|
Sitral
|
3
|
Sereh wangi
|
Citronellal, geraniol
|
12
|
Daun salam
|
Sineol, geraniol, terpineol
|
4
|
Cengkeh
|
Eugenol
|
13
|
Kayu manis
|
Cinnamaldehid dan eugenol
|
5
|
Kayu putih
|
Sineol
|
14
|
Cengkeh
|
Eugenol, kari ofilin, eugenin
|
6
|
Kenanga
/ ylang-ylang
|
Benzil asetat,linalool, dan
ester lainnya
|
15
|
Ketumbar
|
Koriandrol
|
7
|
Massoi
|
Lactone
|
16
|
Cabe
|
Kapsaisin
|
8
|
Jahe
|
Zingiberen
|
17
|
Pala
|
Myristisin dan sabinen
|
9
|
Cendana
|
Santalol
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar